MENCETAK GENERASI MANDIRI
DENGAN PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
SUDAH CUKUPKAH PENDIDIKAN
ANAK-ANAK KITA?

Pertanyaan diatas sungguh sangat sulit
untuk dijawab. Mereka yang berhasil baik dibangku sekolah menghadapi tantangan
yang sama dengan mereka yang tidak, dan mereka yang berhasil baik dibangku
sekolah juga tidak bisa menjamin dalam kehidupan nyata. Kenyataan lain Kurukulum
pendidikan selalu berubah mengikuti perubahan.
Yang seringkali kita rasakan adalah kadangkala
pendidikan yang didapat oleh anak-anak kita terasa tidak cukup untuk menghadapi
kenyataan begitu mereka terjun ke dunia persaingan yang sesungguhnya setelah
beberapa tahun berikutnya. Artinya kurikulum kita seringkali tidak bisa memberi
harapan pasti untuk mengantisipasi
kebutuhan anak-anak kita setelah mereka menyelesaikan pendidikanya beberapa
tahun berikutnya. Kita, orang tua juga seringkali menjejali pola pikir yang
salah arah. Kita selalu mencari sesuatu yang aman dari pada mengambil resiko.
Kita sering berpikir dan mengatakan pada anak kita dengan kata-kata seperti ini
“Kau
harus dan bersekolah dan dapat nilai bagus supaya bisa mempunyai pekerjaan yang
aman dan menjamin dengan gaji tinggi serta tunjangan bagus”. Walaupun sebagian dari kita
juga akan mengatakan “ya itulah tugas semestinya dilakukan oleh para orang tua
agar anak-anak kita tidak terjerembab pada hal-hal yang cenderung negative”.
FENOMENA MENARIK
Ada fenomena yang menarik untuk dicermati akhir-akir ini. Banyak sekali
demo buruh yang menuntut perbaikan upah. Mereka saling ancam antara buruh dan pengusaha. Buruh
melakukan demo besar-besaran mengancam akan mogok kerja jika para majikan tidak
memperbaiki upah mereka. Para pengusaha juga mengancam akan memecat mereka
dengan alasan kebangkrutan. Mereka para buruh juga menuntut peningkatan
kesejahteraan hidup dan pola kerja
outsourcing yang dirasa tidak berpihak
pada kaum buruh.
Dari sisi pengusaha banyak perusahaan kelas
menengah ke bawah yang merasa tidak mampu membayar karyawannya dengan standar
pengupahan minimal 2,2 juta per bulan. Resiko yang harus dihadapi adalah
manakala ketentuan itu tidak diikuti maka ancamanya adalah denda minimal 100 juta
dan maksimal 400 juta atau kurungan 1
tahun minimal dan maksimal 4 tahun.
Tentu jadi dilemma sendiri bagi para pengusaha kecil yang baru mau tumbuh.
Ada hal yang lebih tragis lagi kita
mendengarnya. Bukan rahasia umum lagi bahwa negara kita adalah penghasil devisa
dari ekspor tenaka kerja yang mempertaruhkan nyawa mereka. Tak jarang bila
sering terdengar kabar TKI yang di bunuh dan diperkosa di negeri orang.
Mengapa hal ini terjadi? Inilah yang tidak pernah di prediksikan oleh
pola pendidikan kita. Kurikulum pendidikan kita tidak pernah bisa menjangkau,
memprediksi bahkan sampai mengantisipasi
agar hal-hal semacam ini terjadi pada saat sekarang ini.
APA YANG HARUS KITA
LAKUKAN?
Apa yang seharusnya kita lakukan
sekarang ini adalah merubah mindset dan pola pikir kita, anak-anak kita. Anak-anak kita ke sekolah bukanlah untuk
mendapatkan nilai bagus dengan harapan bisa cepat mendaptkan pekerjaan dari
orang lain. Menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak kita sejak dini adalah hal
yang sangat penting dilakukan agar
mereka tidak ketergantungan dengan lapangan pekerjaan yang begitu terbatas.
Sisi lain pemerintah juga harus merespon sebagai sebuah kebutuhan yang mendesak
agar segera mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan dalam muatan
kurikulumnya.
Jika
penginterasian pendidikan karakter bisa dilakukan semestinya pendidikan kewirausahaan
juga bisa dilaksanakan. Bahkan sangat lebih baik jika ada jam khusus seperti
pelajaran yang lain dan sebaiknya kewirausahaan dapat masuk dalam struktur kurikulum.
Setidaknya dengan masuknya pendidikan
kewirausahaan dalam struktur kurikulum sekolah harapannya ketrampilan ini dapat
dieksploitasi dan dieksplorasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan pasar dan
peserta didik. Harapanya tentu dengan perlakuan yang demikian hasil yang diharapkan bisa sangat maksimal.
APA KONTRIBUSI KEWIRAUSAHAAN BAGI
MASA DEPAN?
APA SEGI KEMANFAATANNYA BAGI ANAK
DIDIK KITA?
Jelas sekali. Dengan pendidikan
kewirausahaan harapanya adalah pola pikir anak-anak kita tidak lagi sekolah dan
mengharapkan pekerjaan dan melamar kerja. Tetapi dengan kewirausahaan maka akan
terpikir oleh mereka bagaimana caranya survive ditengah persaingan global
menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan. Apa yang menjadi fenomena saat ini
tentu tidak akan terulang dimasa yang akan datang.
Efek jangka panjang akan sangat
dirasakan masyarakat kita. Pertumbuhan ekonomi akan terasa semakin cepat, meningkatkan produktivitas, penciptaan
teknologi, produk dan jasa baru, serta tentu angka pengangguran bisa ditekan
sekecil mungkin. Usaha-usaha kecil akan mulai tumbuh. Pertumbuhan ekonomi akan
terasa. Persaingan ketat untuk menjadi PNS tentu akan semakin berkurang seiring
dengan kemandirian. Dan sudah barang tentu pemerintah tidak perlu
mengalokasikan dana yang begitu besar untuk menggaji mereka.
Jika manfaat dari kewirausahaan dirasa
sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan anak anak kita pada masa yang akan
datang tentu pemerintah sebagai penentu kebijakan harus berani mengambil
langkah-langkah yang perlu. Kita hanya bisa mendorong dan sekaligus mendukung
terlaksananya program yang membuat masyarakatnya semakin maju.